Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bisnis model PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. telah salah selama ini.
“Sejak awal business model-nya sudah salah dan ini sudah berlanjut puluhan tahun,” kata Erick dalam acara Kick Andy Show, dikutip Senin, 15 November 2021.
Erick menjelaskan, selama ini Garuda Indonesia dimanjakan dengan pasar domestik yang sangat kuat. Akhirnya, oknum dalam perseroan tersebut lebih suka untuk membuka pemikiran bisnis ke luar negeri.
Akibatnya, maskapai penerbangan pelat merah itu memiliki jenis pesawat yang bermacam-macam. Hal ini berdampak pada jumlah pesawat yang terlalu banyak dan biaya sewa yang sangat mahal dan harus dibayar kepada lessor.
Oknum tersebut, kata Erick, yang kemudian membuat skenario kalau terbang ke daerah tertentu harus pakai jenis pesawat khusus. “Itu akhirnya lessor atau sewa pesawat kita paling banyak di dunia jumlah dan model pesawatnya yang akhirnya juga kita paling mahal sewa pesawatnya, yaitu 28 persen padahal rata-rata dunia 6 persen daripada cost operasional,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa permasalahan yang dihadapi emiten berkode saham GIAA itu bukan semata-mata akibat kejadian hari ini. Hal tersebut disebabkan ulah oknum yang mencari uang di sewa-sewa pesawat selama puluhan tahun.
Oleh karena itu, kata Erick, bisnis model Garuda Indonesia dan Citilink harus kembali ke market lokal. Apalagi potensi domestik masih sangat besar.
“Jadi kalau Garuda atau Citilink fokus aja di dalam negeri dia punya revenue yang jauh lebih sehat. Bisnis modelnya harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun ke depan untuk menyehatkan keuangan Garuda,” kata Erick Thohir.
BISNIS